admin Posted on 5:31 pm

Hikayat Adalah : Pengertian, Contoh, Ciri dan Karakteristik

Rate this post

Definisi hikayat

pengertian-hikayat

Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa, khususnya bahasa Melayu, yang berisi cerita, cerita, dan dongeng. Umumnya menceritakan tentang kebesaran dan kepahlawanan seseorang dengan keanehan, kesaktian dan juga keajaiban sang tokoh utama. Kisah dibaca sebagai hiburan, penghiburan, atau bahkan semangat juang.

Istilah hikayat merupakan salah satu karya sastra kuno yang memiliki bentuk prosa yang menceritakan tentang kehidupan keluarga kerajaan, bangsawan atau bahkan orang-orang terkenal dengan segala kemampuan, kebesaran, kesaktian atau kepahlawanannya. Selain itu, hikayat juga menceritakan tentang kekuatan, keajaiban dan segala sesuatu tentang kegilaan mereka.

Hikayat berasal dari bahasa Arab yaitu “haka” yang artinya “menceritakan atau menceritakan”. Fungsi saga adalah membangkitkan semangat, menghibur “kenyamanan”, atau sekadar menghidupkan pesta.

Terkadang hikayat menyerupai kisah sejarah di mana banyak hal yang tidak masuk akal dan penuh keajaiban. Hikayat mulai berkembang pada era Melayu Klasik, sehingga banyak kata dalam hikayat yang mengandung Melayu Klasik yang terkadang sulit dipahami.

Struktur cerita

1. Abstraksi

Merupakan rangkuman atau esensi cerita yang berkembang menjadi rangkaian peristiwa, atau bisa juga menjadi deskripsi awal dalam cerita. Ringkasan bersifat opsional, yang berarti ringkasan tidak dapat digunakan dalam teks saga.

2. Orientasi

Apakah itu bagian teks yang berhubungan dengan waktu, suasana dan tempat yang berhubungan dengan hikayat.

3. Komplikasi

Berisi urutan peristiwa yang menghubungkan sebab dan akibat. Pada bagian ini kita dapat menentukan karakter atau karakter dari tokoh cerita seiring dengan bertambahnya kompleksitas secara bertahap.

4. Evaluasi

Konflik yang memuncak sudah mulai menemukan solusi atas konflik tersebut.

5. Pembubaran

Pada bagian ini, penulis memberikan solusi atas permasalahan tokoh atau aktor tersebut.

6. Koda

Ini adalah nilai atau pelajaran yang bisa dipelajari pembaca dari sebuah teks.

Sifat dan karakteristik hikayat

Di bawah ini adalah fitur saga, termasuk yang berikut ini:

bahasa

Bahasa yang digunakan dalam hikayat tersebut adalah bahasa Melayu kuno
Istana Pengawal

Pusat ceritanya ada di halaman istana. Cerita-cerita ini seringkali bertema dan berlatar belakang kerajaan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan tokoh-tokohnya yang disebut-sebut sebagai raja dan pangeran (putra raja). Selain itu, latar dalam cerita ini adalah sebuah negara yang diperintah oleh seorang raja di dalam sebuah kerajaan.
Pralogical (ketidakmungkinan)

Banyak cerita yang terkandung dalam hikayat tidak dapat diterima secara masuk akal. Ketidakmungkinan dalam teks, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita. Ketidakmungkinan ini berarti hal-hal yang tidak logis atau tidak masuk akal. Contoh seperti: seorang bayi lahir dengan pedang dan anak panah, seorang anak perempuan keluar dari bedug

Statis

Dalam saga ini, ia memiliki karakter yang kaku dan permanen.

Kekuatan supernatural

Kita sering menemukan kekuatan supernatural dalam karakter-karakter dalam saga tersebut.

Contohnya seperti: Shah Peri mengalahkan Garuda yang bisa menghancurkan kerajaan, raksasa memberikan sarung gaib untuk merubah wujudnya, dan seekor kuda hijau.

Anonim

Anonim artinya nama pendongeng atau penulis tidak diketahui dengan jelas. Ini karena ceritanya diceritakan secara lisan. Meskipun demikian, tidak jelas siapa yang membuat / menyusun saga tersebut

Kuno

Menggunakan kata kuno, bahasa yang digunakan di masa lalu. Jarang digunakan / tidak banyak digunakan dalam komunikasi saat ini. Misalnya: Hatta, lalu komando, upeti, kapal, syahdan serta tadi.

The Elements of Tell

Unsur-unsur hikayat terdiri atas unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik dalam hikayat adalah unsur yang membangun cerita dari dalam. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur pembentuk cerita dari luar.

Elemen Intrinsik dari Dongeng

Di bawah ini adalah elemen intrinsik yang membentuk sebuah hikayat, termasuk:

  • Tema, merupakan ide yang mendasari sebuah cerita.
  • Setting, adalah tempat, waktu, dan situasi / suasana yang digambarkan dalam sebuah cerita.
  • Plot, merupakan rangkaian kejadian dalam sebuah cerita.
  • Amanat, merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui sebuah cerita.
  • Karakter, adalah aktor dalam cerita. Penokohan adalah gambaran dari karakter karakter.
  • Sudut pandang, merupakan pusat narasi dari mana sebuah cerita diceritakan oleh pendongeng.
  • Gaya, untuk gaya ini berkaitan dengan bagaimana penulis menyajikan sebuah cerita dengan menggunakan bahasa dan juga unsur keindahan lainnya.

Elemen Ekstrinsik dari Dongeng

Unsur ekstrinsik dalam hikayat ini biasanya berkaitan dengan latar (background) cerita, misalnya seperti agama, adat, budaya dan sebagainya. Unsur ekstrinsik ini juga terkait dengan nilai / norma kehidupan dalam cerita, misalnya seperti nilai moral, nilai agama, nilai budaya, nilai sosial, dan lain sebagainya.
Nilai Nilai di Hikayat

Hikayat memiliki banyak nilai kehidupan. Nilai-nilai kehidupan tersebut dapat berupa nilai-nilai agama (religius), moral, budaya, sosial, pendidikan (pendidikan) dan nilai estetika (keindahan). Simak contoh analisis nilai yang terdapat pada Hikayat Indera Bangsawab berikut ini!

  • Konsep Nilai Teks Nilai Kutipan
    Agama Memohon kepada Tuhan dengan cara berdoa dan bersedekah agar usahanya lebih mudah. Maka suatu hari, ia juga memerintahkan orang untuk membaca qunut dan sholat sedekah kepada yang membutuhkan dan miskin.
  • Menyerah kepada Tuhan setelah mencoba. Jadi dia menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahuwata’ala dan berjalan dengan sekuat tenaga
  • Sosial Tidak melihat perbedaan status sosial. Si Kembar menolak, mengatakan bahwa dia adalah seorang hamba yang tercela. Namun, sang putri menerimanya dengan senang hati.
    Membantu orang yang ada

dalam posisi sulit
Peri Shah segera mengeluarkan dayang-dayang. Ketika Garuda datang, dia membunuh Garuda.
Budaya Raja diangkat berdasarkan keturunan dan
raja yang memiliki lebih dari satu putra selalu mencari tahu siapa yang paling jantan dan pantas menjadi penggantinya. Mencari pertandingan putrinya dengan mengadakan kontes atau semacam perlombaan untuk menunjukkan yang terkuat dan terhebat. Maka raja ragu-ragu, tidak tahu siapa yang harus dirayakan di negeri itu karena anak laki-lakinya laki-laki dan perempuan. Bahkan jika raja sedang mencari tipuan; Dia memberi tahu kedua anaknya bahwa dia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang berkata kepadanya: siapa pun yang dapat menemukan buluh kerinduan yang dia pegang, adalah orang yang pantas menjadi raja di negara ini.

  • Adapun Raja Kabir, ia tunduk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari, sebagai upeti. Jika tidak demikian, negara akan dihancurkan oleh Buraksa.
  • Ia menambahkan bahwa Raja Kabir telah menyatakan bahwa siapa pun yang dapat membunuh Buraksa akan dinikahkan dengan seorang putri yang terlalu cantik.
  • “Siapa pun yang mendapat susu macan muda adalah orang yang akan menjadi suami sang putri.”
  • Moral Tidak mau bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Hatta, kesembilan putra raja datang untuk meminta susu kambing, yang menurutnya adalah susu harimau yang masih kecil.
  • Menipu orang yang tidak berusaha. Indera Bangsawan mengatakan susu tersebut tidak akan dijual dan hanya akan diberikan kepada orang yang membekali paha dengan setrika yang hangat.
  • Pendidikan Kewajiban mempelajari ilmu agama sejak usia muda. Maka putra raja, yang berusia dua tahun, tiba pada usia tujuh tahun dan diperintahkan untuk mengaji ke Mualim Sufan. Usai belajar mengaji, mereka disuruh juga mempelajari kitab-kitab yang disarankan, yurisprudensi, hingga syaraf, dan mereka tahu semua tentang tafsir.

Jenis Tales

Jenis hikayat tersebut terbagi menjadi 2 jenis hikayat berdasarkan isinya dan hikayat berdasarkan asalnya, penjelasannya sebagai berikut:

Jenis Tales berdasarkan Isinya

Berdasarkan isinya, saga dibagi menjadi:

  • Cerita rakyat
  • Epik India
  • Sebuah cerita dari Jawa
  • Cerita Islami
  • Sejarah dan Biografi
  • Cerita bertingkat

Jenis-jenis Saga berdasarkan asalnya

Berdasarkan asalnya, hikayat ini dibagi sebagai berikut:

Melayu Asli

Contoh Hikayat Melayu Asli meliputi:

  • Hikayat Hang Tuah (bercampur dengan unsur Islam)
  • Kisah orang miskin (bercampur dengan unsur Islam)
  • Hikayat dari Indera Para Bangsawan
  • Hikayat Malim Deman

Pengaruh Jawa

Contoh Hikayat yang memiliki pengaruh Jawa adalah:

  • Kisah Panji Semirang
  • Kisah Cekel Weneng Pati
  • Hikayat Indera Jaya (dari cerita Anglingdarma)

Pengaruh Hindu (India)

Contoh pengaruh India adalah:

  • Saga Sri Rama (dari cerita Ramayana)
  • Saga Perang Pandhawa (dari cerita Mahabharata)
  • Hikayat Sang Boma (dari cerita Mahabharata)
  • Kisah Bayan Budiman

Pengaruh Arab-Persia

Contoh Hikayat dengan pengaruh Arab-Persia adalah:

Hikayat Amir Hamzah (Pahlawan Islam)
Kisah Bakhtiar
Kisah seribu satu malam

Contoh cerita dan analisis strukturnya

HIKAYAT: MASALAH BUNGKUK DAN PANJANG

Hatta, berapa lama Masyuhudulhakk menjadi hebat? Kalakian kemudian meningkatkan kebijaksanaan dan kecerdasannya. Suatu hari dua pria dan wanita sedang berjalan. Jadi dia datang ke sungai. Jadi dia mencari perahu untuk menyeberang, dia tidak bisa menemukan perahu itu. Jadi dia menunggu seseorang untuk melakukan perjalanan perahu. Tidak ada perahu lain juga. Jadi dia berhenti dengan istrinya di tepi sungai. Awalnya, istri orang ini terlihat terlalu tampan. Syahdan, suami wanita itu, akan tua dan bungkuk lagi. Jadi orang tua itu mengira air sungai itu terlalu dalam. Dia berkata, “Apa yang akan saya lakukan untuk menyeberangi sungai ini?”

Jadi ada juga Bedawi di seberang sungai. Maka orang itu berkata, “Ya Tuhan Hamba, biarlah hamba yang kedua ini diabaikan karena saya tidak bisa berenang; Sungai ini saya tidak tahu seberapa dalam. “Setelah orang Bedawi mendengar dari orang tua bungkuk itu dan melihat bahwa wanita itu tampan, orang Bedawi pun senang dan berkata dalam hatinya,” Untung sekali! “

Lalu orang Bedawi itu turun ke sungai dan merendahkan diri, sampai tengkuknya dia naik juga ke orang tua yang membungkuk di atas istrinya. Maka orang tua itu berkata: “Tuan hamba, berikan apa hamba kedua ini.” Maka orang Bedawi itu berkata, “Bagaimana saya ingin membawa hamba yang kedua ini? Tapi dulu ada yang diizinkan karena airnya dalam.”

Maka orang tua itu berkata kepada istrinya, “Pergilah dulu.” Kemudian perempuan itu turun bersama orang Bedawi ke sungai. Arkian, lalu orang Bedawi berkata, “Beri aku perbekalan mantan majikanku, aku akan membawanya kemari.” Jadi wanita itu menyerahkan semua perbekalan. Kemudian orang Bedawi menyilangkan wanita itu dengannya. Syahdan kemudian berpura-pura memperdalam air sehingga si bungkuk berkata airnya dalam.

Jadi dia datang ke tengah sungai, dan orang Bedawi itu berkata kepada perempuan itu, “Tuan ini terlalu tampan dan terlihat muda. Mengapa pelayan itu ditukar dengan orang tua bungkuk ini? Enak juga pak, orang bungkuk juga begitu agar Tuanku, menurut pendapatku, bisa menjadi istriku. ”Begitu berbeda kata-kata tentang wanita itu.

Kemudian wanita itu berkata kepadanya, Baiklah, saya pergi dengan tuan dari hamba itu. Ketika dia sampai di seberang sungai, mereka berdua sedang mandi. Setelah selesai, mereka berdua makan. Semua tingkah laku ini dilihat oleh lelaki tua bungkuk dan segala hal yang dilihat oleh perempuan dan orang Bedawi itu. Kalakian, orang tua itu takjub. Setelah dia makan, mereka berdua pergi.

Setelah melihat pak tua Bedawi dan istrinya lari, dia berkata dalam hati, “Daripada melihat hal seperti itu, biarkan aku mati.” Kemudian dia menceburkan diri ke sungai. Maka ia heran karena melihat airnya tidak dalam, maka ia berlayar mengikuti orang Bedawi. Dengan itu dia datang ke dusun tempat Masyhudulhakk berada. Jadi orang tua itu datang untuk mengadu ke Masyhudulhakk.

Kemudian Masyhudulhakk diminta menelepon orang Bedawi. Jadi orang Bedawi itu datang bersama perempuan itu. Jadi Masyhudulhakk berkata, “Istri siapa wanita ini?” Maka orang Bedawi berkata: “Istri dari budak perempuan ini. Ibuku membantuku sejak kecil; menikah dengan seorang pembantu.” Maka orang tua itu berkata: “Istriku, sejak kecil aku sudah menikah.” Kemudian mereka menjadi bersemangat.

Syahdan kemudian terjadi kerusuhan. Jadi orang-orang berkumpul dan datang untuk melihat hal ketiga mereka. Jadi Masyhudulhakk bertanya kepada wanita itu, “Katakan, kamu benar, siapakah suamimu di antara kedua pria ini?” Jadi wanita malang itu berkata, “Sudah berapa lama suamiku.” Jadi Masyhudulhakk berpikir, “Baik untuk seseorang yang saya tanyai sehingga mereka tahu siapa yang salah dan siapa yang benar dalam ketiganya.

Jadi dia menyingkirkan keduanya. Arkian kemudian diperiksa oleh Masyhudulhakk. Jadi wanita itu berkata, “Si Panjang adalah suamiku.” Jadi Masyhudulhakk berkata, “Jika dia benar-benar suamimu, siapakah suamimu dan siapa istrimu dan di mana tempat duduknya?” Jadi wanita malang itu tidak menjawab. Jadi Masyhudulhakk menyuruhnya menjauh.

Setelah itu, Long juga dibawa. Jadi Masyhudulhakk berkata, “Kamu benar. Apakah dia benar-benar istrimu? ” Maka orang Bedawi berkata, “Wanita ini jelas-jelas adalah istriku; apalagi, wanita itu sendiri bersumpah bahwa biola ini pasti suaminya. ” Kemudian Syahdan Masyhudulhakk tertawa dan berkata, “Kalau ini benar-benar istrimu, siapa nama orang tua laki-laki dan perempuanmu dan di desa mana dia tinggal?” Jadi pria itu tidak menjawab.

Jadi Masyhudulhakk menyuruhnya untuk menjauhkan orang Bedawi itu. Kemudian dia menelepon orang tua itu. Jadi Masyhudulhakk berkata, “Wahai orang tua, apakah wanita ini benar-benar istrimu?” Jadi orang tua itu berkata, “Dari awal.” Kemudian dia mengatakan siapakah suami-istri dari suami-istri tersebut dan di mana letak penyerahannya. Jadi Masyhudulhakk dan semua orang tahu tentang kesalahan orang Bedawi dan kebenaran orang tua itu.

Jadi Masyhudulhakk harus menyakiti orang Bedawi. Maka orang Bedawi pun mengaku bersalah. Wanita malang itu juga. Kemudian Masyhudulhakk menyiksa orang Bedawi dan wanita malang itu ratusan kali. Kemudian dia menyuruh orang Bedawi untuk kembali dan tidak melakukan pekerjaan ini lagi. Dengan demikian, orang bijak Masyhudulhakk menjadi semakin terkenal.

Analisis struktural:

1) abstraksi

merupakan rangkuman atau intisari cerita yang dikembangkan menjadi rangkaian peristiwa, atau bisa juga menjadi deskripsi awal dalam cerita. Ringkasan bersifat opsional, artinya ringkasan tidak boleh digunakan dalam teks cerita pendek.

Kutipan teks

Hatta, berapa lama Masyuhudulhakk menjadi hebat? Kalakian kemudian meningkatkan kebijaksanaan dan kecerdasannya.

2) orientasi

berkaitan dengan waktu, suasana, dan lokasi yang berhubungan dengan cerpen.

Kutipan teks

Suatu hari dua pria dan wanita sedang berjalan. Jadi dia datang ke sungai. Jadi dia mencari perahu untuk menyeberang, dia tidak bisa menemukan perahu itu. Jadi dia menunggu seseorang untuk melakukan perjalanan perahu. Tidak ada perahu lain juga. Jadi dia berhenti dengan istrinya di tepi sungai. Awalnya, istri orang ini terlihat terlalu tampan. Syahdan, suami wanita itu, akan tua dan bungkuk lagi. Jadi orang tua itu mengira air sungai itu terlalu dalam. Dia berkata, “Apa yang akan saya lakukan untuk menyeberangi sungai ini?”

3) komplikasi

berisi urutan peristiwa yang menghubungkan sebab dan akibat. Dalam struktur inilah Anda dapat mengidentifikasi karakter atau karakter dari tokoh cerita ketika kompleksitas secara bertahap muncul.

Kutipan teks

Jadi ada juga Bedawi di seberang sungai. Maka orang itu berkata, “Ya Tuhan Hamba, biarlah hamba yang kedua ini diabaikan karena saya tidak bisa berenang; Sungai ini saya tidak tahu seberapa dalam. “Setelah orang Bedawi mendengar dari orang tua bungkuk itu dan melihat bahwa wanita itu tampan, orang Bedawi pun senang dan berkata dalam hatinya,” Untung sekali! “

4) Evaluasi

Struktur konflik yang berujung pada klimaks mulai lepas dari konflik.

Kutipan teks

Kemudian Masyhudulhakk diminta menelepon orang Bedawi. Jadi orang Bedawi itu datang bersama perempuan itu. Jadi Masyhudulhakk berkata, “Istri siapa wanita ini?” Maka orang Bedawi berkata: “Istri dari budak perempuan ini. Ibuku membantuku sejak kecil; menikah dengan seorang pembantu.” Maka orang tua itu berkata: “Istriku, sejak kecil aku sudah menikah.” Kemudian mereka menjadi bersemangat. Syahdan kemudian terjadi kerusuhan. Jadi orang-orang berkumpul dan datang untuk melihat hal ketiga mereka. Jadi Masyhudulhakk bertanya kepada wanita itu, “Katakan, kamu benar, siapakah suamimu di antara kedua pria ini?” Jadi wanita malang itu berkata, “Sudah berapa lama suamiku.” Jadi Masyhudulhakk berpikir, “Baik untuk seseorang yang saya tanyai sehingga mereka tahu siapa yang salah dan siapa yang benar dalam ketiganya.

5) pembubaran

Resolusi – Dalam struktur bagian ini, penulis mengungkapkan resolusi yang dialami oleh karakter atau aktor.

Kutipan teks

Jadi dia mendorong kedua pria itu menjauh. Arkian juga diperiksa oleh Masyhudulhakk. Jadi wanita itu berkata, “Panjang suamiku.” Jadi Masyhudulhakk berkata, “Jika dia benar-benar suamimu, siapakah kamu menjadi laki-laki dan siapa kamu akan menjadi wanita dan di mana dia duduk?” Jadi wanita malang itu tidak menjawab. Kemudian Masyhudulhakk memerintahkan dia untuk pindah. Kemudian yang lebih panjang juga dibawa. Jadi Masyhudulhakk berkata, “Anda mengatakan bahwa Anda benar. Sungguh, wanita ini adalah istrimu? ” Maka orang Bedawi berkata, “Bahwa perempuan ini menjadi istri istri saya; Selain itu, wanita itu sendiri bersumpah dan mengatakan bahwa biola ini pasti suaminya. Kemudian Syahdan Masyhudulhakk tertawa dan berkata: “Jika istrimu benar-benar perempuan ini, apa nama Mentu laki-laki dan perempuanmu dan di mana desa tempatnya duduk? “Kemudian pria itu tidak menjawab apapun.

6) Koda Koda – Ini adalah nilai atau pelajaran yang dapat dipelajari pembaca dari sebuah teks.

Kutipan teks

Maka Masyhudulhakk memerintahkan orang Bedawi itu dijauhkan. Kemudian dia menelepon orang tua itu juga. Jadi Masyhudulhakk berkata, “Wahai para orang tua, apakah wanita ini istri Anda yang sebenarnya?” Jadi orang tua itu berkata: “Lebih dari awal.” Lalu dia berkata siapa laki-laki dan perempuan dan di mana templatenya. Jadi Masyhudulhakk tahu dengan seluruh orang banyak bahwa Bedawi salah dan kebenaran orang tua itu. Kemudian Masyhudulhakk harus dilukai oleh orang Bedawi. Maka orang Bedawi mengaku bersalah. Begitu juga wanita malang itu. Kemudian Masyhudulhakk dipukul seratus kali oleh Bedawi dan dengan wanita celaka ini. Kemudian dia berkata menyesali Bedawi, berhenti melakukan pekerjaan seperti itu. Jadi Masyhudulhakk menjadi semakin terkenal.

Sumber :